Minggu, 23 September 2007

Jawaban terindah

Sebelumnya kasih tahu dulu,
Jawaban dari pertanyaan ini sangat sulit dimengerti!
Serius, saya sendiri baru mengerti setelah baca 5x
tapi pas ngerti, gila dalam banget maknanya.
Silakan disantap.....



Ada pertanyaan yang serba sulit untuk dijawab, demikianlah:

Seorang penjahat menyandera 100 anak-anak. Anda saat itu terlibat dengan keadaan tersebut. Anda meminta agar penjahat itu melepaskan anak-anak itu. Tapi penjahat itu malah menyuruh anda untuk membunuh satu anak, lalu dia berjanji akan membebaskan 99 yang lainnya. Bila anda tidak memilih maka 100 anak itu akan dibunuhnya. Ada juga pilihan untuk bunuh diri, dan penjahat itu akan melepaskan 100 anak itu. Apa pilihan anda?


Beberapa orang memilih untuk membunuh 1 anak demi 99 yang lainnya. Cukup logis, menurut mereka setidaknya dosa mereka tak seberapa, dibanding membunuh semua.

Beberapa lagi memilih bunuh diri agar yang lain bisa selamat. Dalam pikiran mereka diri mereka kalau bisa berguna untuk yang lain tak apalah mati. Bisa dikatakan mengutamakan kepentingan umum ketimbang kepentingan diri sendiri.

Bagaimana?

Masih ada satu pilihan lagikan? Membiarkan ke 100 anak itu mati? Menurut sedikit orang, kalau memang harus mati, ya matilah.

Sebenarnya masih ada satu jawaban lagi
Dan jawaban yang cukup menarik. Sebab menggabungan hati dan logika.

Membunuh siapa?
1 anak atau 99 anak atau diri kita sendiri?

Semua itu sama berharganya, bukankah pernah dikatakan 'Cintailah orang lain sama seperti kamu mencintai dirimu sendiri'.

Berarti kita harus mengasihi orang lain sama seperti diri kita, tidak lebih dan tidak kurang. Hal ini membuat keadaan tanpa solusi. Berarti bukan masalah, karena masalah pasti memiliki solusi. Jadi kita ganti sudut pandang kita, menjadi si penjahat.

Penjahat itu memberikan opsi yang unik bukan?
1 mati untuk 99. Bukankah aneh?
Berarti ini ada maksud tertentu benar?

Ada kemungkinan penjahat itu tidak ingin membunuh satu orang pun. Dia menyuruh kita melakukan.

Bisa juga dia ingin mengatakan, 'Seberapa berharganya nyawa manusia itu? Apakah satu orang bisa menjadi tak bernilai demi orang lain.'

Pikirkanlah, atau renungi dahulu. Baru lanjutkan.
(1 anak untuk 99 yang lain, Mengkorbankan diri sendiri demi 100 anak, Mati semua)


Pemikiran ini bisa saja terjadi dalam benak si penjahat. Karena penjahat sering dianggap tak bernilai, dan lebih baik mati demi orang lain. Hal ini sering terjadi di masyarakat. Dimana seseorang disisihkan karena dianggap tak bernilai.

Bila kita menjawab bunuh satu orang demi 99, berarti korbankan satu demi yang lain. Jawaban yang kejam.

Bila kita mati demi yang lain, artinya korbankan diri kita demi orang lain. Jawaban yang patut dipertanyakan.

Bila biarkan semuanya mati. Bukankah ini seperti berkata tidak ada yang bernilai di antara kita? Jawaban yang tidak bijaksana.

Jadi apa jawabannya?


Jawabannya:
Semuanya sama bernilainya, dan tak ada yang bisa di korbankan semata-mata demi orang lain.

ada sebagian orang yang berkata, mengapa tidak bunuh saja langsung penjahat itu. teman saya itu tersenyum sebentar dan berkata:

kita selalu melihat dunia ini secara egois, dan berpikir dunia ini secara hitam putih. dan tanpa sadar menganggap diri kita yang paling benar dan menilai orang lain salah. tanpa pernah mempedulikan perasaan orang lain. hanya melihat dan berpikir berdasarkan yang kita lihat. beberapa orang selangkah lebih maju dengan berkata dunia ini abu-abu (antara hitam dan putih, tidak jelas), bagus sih tapi masih salah juga.

dunia ini sebenarnya putih bersih, kok. hanya saja pandanganmu kotor sekali akibat ketidaktahuan, kemelekatan, kebencian, dan segala kekotoran batin lain.

Jawaban menarik bukan?
Orang yang menjawab ini sebenarnya gak mau jawab pas ditanya tapi setelah di paksa baru jawab. Dan ternyata jawabannya bagus sekali (gabungan hati nurani dan logika). Seperti kata pepatah:

Dia yang tahu, tidak berbicara
Dia yang tidak tahu, berbicara

Pepatah yang maknanya dalam sekali bukan? Sampai kita bisa menyimpulkan yang menulis ini pun tidak tahu.

Sabtu, 22 September 2007

kewarasan padaku...

ini isinya bukan lirik lagu...
tapi hanya sekedar penuangan ide-ide (baik yang keluar dr dalam diri ataupun pikiran orang lain) yang mungkin tidak terlalu penting bahkan tidak begitu bernilai. Disini hanya sekedar tempat share pikirin. Segala sesuatu yang tertangkap oleh indra ini bisa saja tertuang disini. Kalau ada yang bilang disini ajang curhat, tidak ada salahnya tapi bukan itu tujuan adanya blog ini. Disini saya bebas berbicara, anda juga bebas berkomentar. Semoga disni bisa menjadi proses pengembangan diri. Buat saya, Anda, atau siapa saja yang membutuhkan.